Kamis, 08 November 2012

PENELITIAN PROSES PERKEMBANGAN ANAK SMP


KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . yang  mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas berupa makalah ini, shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan alam yakni Nabi muhamad SAW, beserta para sahabatnya, keluarganya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya, dengan selesainya makalah ini penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak trimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara materil maupun nonmateril  dalam penyelesaian makalah ini.

Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para peminat baca, dandapat dijadikan tambahan wawasan pengetahuan bagi para peminat baca,penulis menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu suatu karia ilmiah tidak akan sempurna bila tidak ada kritik dan dansyaran dari peminat bacanya, karna hal ini penulis mengharapkan partisipasi dari peminat baca agar terciptanya karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.







BAB I
PENDAHULUAN
           
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia pada umumnya, dimana manusia itu mengalami tahapan tertentu dalam masa hidupnya, yang setiap tahapannya tersebut harus dijalani sesempurna mungkin sesuai dengan kodrat dan kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling mulia dari makhluk lain oleh ALLAH SWT. Salah-satu tahapan tersebut adalah tahapan dalam proses perkembangan yang dijalaninya pada masa tertentu dalam hidupnya, proses perkembangan yang akan dibahas dan di tekankan oleh penulis adalah proses perkembangan pada masa smp (sekolah menengah pertama )  Disini penulis akan mencoba menguak bagaimana proses perkembangan baik dari segi sosial, agama, emosi, bahasa, moral, fisik, serta seksualnya.  yang ideal di jalani oleh anak smp ( sekolah menengah pertama ) yang sesuai dengan seharusnya.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu masalah dalam perkembangan  terutama di kalangan smp,  masalah ini juga menjadi tugas para pendidik ( guru ) dalam upaya memajukan kualitas manusia Indonesia terutama dalam pendidikan, karna masalah seperti ini  harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun didalamnya terdapat kesukaran, lalu bagaimana kaitannya dengan masalah pendidikan yang harus diatasi sesegera mungkin agar dapat tercipta pendidikan yang baik dan benar serta optimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri baik dimasa sekarag maupun masa nyang akan datang, tentunya kekompakan dan keselarasan antara komponen-komponen pendidik ( komponen pendidik di sekolah sperti guru,wali kelas kepala sekolah. Komponen keluarga atau orangtua dan koponen di lingkungan masyarakat ) harus dijalankan dengan baik dalam memantau proses perkembangan yang dialami peserta didik.
Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian pada siswa agar dapat sedikit membantu dalam penyelesayai masalah pendidikan yang sedang dialami pada masa sekarang ini, karena penelitian pendidikan ini sendiri bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan terutama dengan masalah yang berkaitan dengan kualitas proses pendidikan dan pengajaran serta aplikasinya kelak di masyarakat, namun penelitian ini akan lebih spesifik mengangkat sebuah realita yang terjadi di dalam kehidupan peserta didik, yang kemudian akan di pahami dan dipelajari sebagai bahan evaluasi terhadap masalah yang ada dalam pendidikan, khususnya dari objek yang sedang di teliti.

B.  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses perkembanan anak usia sekolah menengah pertama baik dari segi fisik, moral, agama, emosi, sosial, motorik, serta seksualnya bahasa secara teoritis dan empiris ?
       Apakah proses perkembangan peserta didik pada masa smp ( sekolah menengah pertama ) tersebut sesuai dengan yang seharusnya ?
       Bagaimana peranan keluarga dan pranan pendidik dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak smp dalam proses perkembangan ?

C.  TUJUAN
       Memahami dan mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik di SMP
       Dapat memberikan solusi bagi perkembangan pendidikan dengan membandingakan hasil penelitian dengan teori yang sesungguhnya
       Dan dapat memberikan kesadaran bahwasannya peranan keluarga dan pendidik sangat dibutuhkan dalam hal ini
 

E.   METODOLOGI
Metodologi yang digunakan oleh penulis dalam makalah ini adalah metode Observasi/ penelitian dan wawancara,observasi ini sebagai alat yang di gunakan untuk mengumpulkan banyak data, yaitu dengan cara mengukuti tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebernarnya maupun dalam situasi buatan.
Penelitian dengan cara observasi / pengamatan dalam bidang pendidikan banyak hal yang dapat diukur melalui observasi. Misalnya tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, kegiatan sosial siswa, moral siswa, kegiatan agama siswa, dan melalui pengamatan serta wawancara, kita dapat mengetahui berbagai macam perkembangan baik dari segi bahasa, prilaku, bentuk perkembngan fisik, sosial, agama dll nya. Observasi ini harus dilakukan pada saat kegiatan itu berlangsung, misalkan dalam hal sosial siswa, kita dapat mengamati ketika seorang siswa berinteraksi dengan guru, keluarga, dan bahkan hubungan nya dengan teman – temannya baik  di sekolah, maupun di lingkungan masyarakatnya.
Metode observasi ini selain dilakukan pada siswa yang bersangkutan juga dilakukan pada orang – orang atau kerabat siswa itu sendiri.







BAB II
PEMBAHASAN

1.    PERKEMBANGAN BAHASA
A.  Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik dengan cara lisan tertulis, maupun mengunakan tanda-tanda dan isarat. Menguasai alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapatmemahami dan dipahami orang lain.

B.  Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Pola bahasa yang dimiliki dan dikuasai anak adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga, yang disebut bahasa ibu , perkembangan bahasa ibu dilengkapi oleh bahasa masyarakat tempat mereka tinggal, hal ini berarti proses pembentukan keperibadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar, akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya menyebabkan bahasa remaja lebih diwarnai oleh pola bahasa peregaulan yang berkembang didalam kelompok masyarakat yang bentuknya amat khusus, seperti istilah “baceman” dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem juga tercipta secara khusus dikalangan ramaja untuk kepentingan khusus remaja pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan bahasa antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan berpendidikan rendah, misalnya, akan lebih banyak menggunakan bahasa pasar, dengan istilah-istilah yang kasar. Sebaliknya, masyarakat terdidik yang umumnya memiliki status sosial lebih tinggi biasanya akan menggunakan istilah-istilah yang lebih halus dan intelek.

C.  Faktor-faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa
Telah disebutkan bahwa berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa seseeorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
       Faktor Umum
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan usia dan penglamannya. Faktor fisik ikut memengaruhi karena semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, serta kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isarat. Pada masa remaja, perkembangan biologis yuang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kematangan. Disertai oleh perkembagan intelektual maka remaja akan mampu menunjukan cara-cara berkomunikasi yang baik dan sopan
       Faktor Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar terhadap kemampuan berbahasa. Penggunaan bahasa di lingkungan perkotaan berbeda dengan lingkungan pedesaan, demikian pula perkenbangan bahasa di daera pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil tidaklah sama, sehingga berkembang berbagai bahasa daerah.
       Faktor Kecerdasan
Untuk meniru bunyi suara, gerakan, dan mengenal simbol-simbol bahasa diperluikan kemampuan motorik dan intelektual yang baik. Kemampuan motorik berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual. Ketepatan meniru, mengumpulkan perbendaharaan kata-kata, menyusun kalimat dengan baik, dam memahami maksud pernyataan orang lain, sangat dipengaruhi oleh kemampuan kerja motorik dan kecerdasan seseorang.
       Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang bersetatus sosial ekonomi cukup baik biasanya akanmampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anaknya. Rangsangan yang disediakan untuk ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi, berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini tampak dari perkembangan bahasa pada anak-anak yang hidup dari keluarga terdidik, dengan kata lain, pendidikan dan status sosial ekonomi keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.
       Faktor Kondisi Fisik
Orang yang cacat dan terganggu kesehatannya, seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara tidak sempurna, akan terhambat perkembangannya dalam berbahasa. Orang yang tuli sejak lahir umumya tidak mampu mengembangkan bahasanya.
           
D.  Pengaruh Kemampuan Berfikir Terhadap Kemampuan Bahasa
Tingkat kemampuan berfikir sangat berpengaruh terhadap kemampuan bahasa demikian pula sebaliknya, orang yang kemampuan berfikirnya rendah akan mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata atau kalimat yang baik, logis, sistematis, hal-hal ini tentusaja akan menyulitkan mereka dalam berkomunikasi.


2.    KEMATANGAN SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN FISIK
A.  Masa Kematangan Seksual
Masa pra pubertas ( pueral ), masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, ( puer=anak besar ) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Prapuberitas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya berbarengan dengan terjadinya perkembangan fisikologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endoktrin. Kelenjar endoktrin adalah kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Dengan  melalui pertukaran zat yang ada diantara  jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut didalam kelenjar tadi. Zat-zat yang dikeluarkan itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-anak nya yang cukup menggembirakan.
          Peristiwa kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5 – 2 tahun lebih awal daripada pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama (mensis/t = bulan= datang bulan). Sedang pada pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.
          Kematangan atas jenis kelamin tersebut, banyak bergantung dengan iklim, lingkungan budaya setempat, bangsa, dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di dunia seringkali terjadi perbedaan waktunya, yang menyolok. Contoh : bagi Indonesia dan Perancis terjadi pada usaia 13 – 14 tahun karena ( adanya kessamaan  iklim ). Tetapi di Negeri panas, Arab Saudi + umur 11-12 tahun dan di Malabar pada umur 8-9 di Negri dingin Siberia terjadi pada umur 17 – 19 tahun.
          Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani ( seksual ) itu umumnya digunakan dan dianggap sebagai tanda-tada primer akan datangnya masa renmaja.
          Adapun tanda-tanda lain disebutnya sebagai tanda sekunder dan tanda tertier.
Tanda-tanda sekunder dapat disebutkan antara lain :
Pria
       tumbuh suburnya rambut, jangut, kumis, dan lain-lain
       selaput suara semakin besar dan berat
       badan mulai membentuk “segi tiga”, urat-urat pun menjadi kuat, dan muka bertambah persegi.
Wanita
       pinggul semakin membesar
       kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi ( lemak ).
       Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
       Muka menjadi bulatdan berisi.
Adapun tanda-tanda tertier antara lain :
Biasanya diwujudkan dalam perubahan sikap dan prilaku, contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut,bahasa yang diucapkan, akting,dll.
            Juga bagi wanita : ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dll.
Perkembangan lainya pada masa pra atau pra pubertas ini adalah munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak, sehingga masa ini ada yang menyebut sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua. Semuanya terasa inggin di tolak, ini bukan berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebeas dari tanggapan bahwa ia sebagai anak-anak inggin menyamakan setatusnya denaggan orang dewasa.
Perasaan negatif yang dialami, antara lain :
1.    Ingin selalu menentang lingungan
2.    Tidak tenang, dan gelisah
3.    Menarik diri dari masyarakat
4.    Kurang dan suka bekerja
5.    Kebutuhan untuk tidur semakin besar
6.    Pesimistis dll.
Adanya kelainan aktivitas yang cukup mengundang perhatian serius itu, dapat dikatakan anak itu dalam kondisi :
Perkembangan jasmani yang belum selaras.
Keadaan batin yang belum seimbang ada perkembangan satu aspek dengan aspek yang lainnya.
Tentang lamanya masa ini sangat relatif tergantung dari ritme dan tempo perkembanga anak. Umpama Karel Buhler mengatakan masa ini berlangsung cukup lama meliput sebagian besar dari masa puber. Tetapi H. Hetzer menunjukan lamanya masa ini cukup singkat + 9 bulan.

B.  Pertumbuhan Fisik 
a.    Faktor-faktor Penyebab Perubahan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik, dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan ciri-ciri kelamin sekunder. Menurut Sarlito Wirawan, urutan perubahan fisik pada anak perempuan adalah sebagai berikut :
       Terjadi pertumbuhan tulang-tulang ( badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang )
       Terjadi pertumbuhan payudara
       Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya
       Mencapai pertumbuhan pertinggian badan yang maksimal pada setiap tahunnya
       Bulu kemaluan menjadi kriting
       Terjadi peristiwa masturbasi atau haid
       Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
Pada anak laki-laki adalah sbb :
       Terjadi pertumbuhan tulang-tulang
       Testis ( buah pelir membesar )
       Tumbuh bulu berwarna gelap pada perempuan
       Terjadi awal perubahan nada suara
       Mengalami ejakulasi ( keluarnya air mani )
       Bulu kemaluan menjadi kriting
       Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya
       Tumbuh rambut-rambut halus di wajah ( kumis, janggut, jambang ).
       Tumbuh bulu di ketiak
       Terjadi akhir perubahan sara
       Rambut-rambut diwajah bertambah gelap
       Tumbuh bulu di dada dan kaki
Penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungnnya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai kedua hormon ini sudah mulai di produksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.
Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif saat dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pytuitari pada saat usia anak memasuki usia remaja. Segera setelah mencapai kematangan alat kelamin hormon gonad akan menghentikan aktifitas hormon pertumbuhan. Dengan demikian pertumbuhan fisik akan terhenti. Keseimbangan yang tepat antar akelenjar pytuitari dan gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula sebaliknya bila terjadi gangguan dalm keseimbangan ini akan timbul penyimpangan pertumbuhan.
Selama masa remaja seluruh tubuh mengalami perubahan baik di bagian luar maupun di bagian dalam tubuh, baik perubahan struktur tubuh maupun fungsinya. Dalam kenyataanya, hampir semua perubahan bagian tubuh mengikuti irama nyang tepat, sehingga waktu kejadiaanya dapat diperkirakan  sebelumnya, perubahan tersebut tampak jelas pada bagian pertama masa remaja.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah sebagai berikut :
       Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai tarap kematangan alat kelaminya. Setahun sebelum pematangan ini anak akan bertambah tiggi 10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg. Pertumbuhantubuh masih terus terjadi tetapi terjadi dalam tempo yang cukup lamban selama empat tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat daripada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai tubuh orang dewasa pada usia 19-20 tahun sedangkan perempuan pada usia 18 tahun.
       Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh adapula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung pada masa puber dilalui sepenuhnya, perubahan ini terjadi baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak
       Ciri Kelamin Yang Utama
Pada masa anak-anak alat kelamin yang utama belum berkembang sepenuhnya. Memasuki remaja alat kelamin mulai berfungsi yaitu pada usia 14 tahun anak laki-laki mengalami mimpi basah dan 13 tahun anak perempuan mengalami haid atau menturbasi. Bagian lain dari alat perkembangan perempuan pada usia ini masih belum berkembang dengan sempurna sehingga belum mampu untuk mengandung masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja
       Ciri Kelamin Kedua
Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul lebih besar daripada bahu, tumbuh bulu rambut di selkitar kelamin, di ketiak, dan suara tambah nyaring.
Ciri kelamin kedua pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar, bahu melebar daripada pinggul tumbuh bulu dada dan bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik laki-laki dan perempuan.  Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin.




C.  Perubahan Fisik Selama Masa remaja
Perubahan fisik pada masa remaja meliputi dua hal yaitu, percepatan pertumbuhan dan proses pematangan seksual. Akibat prcepatan pertumbuhan tersebut, terjadi perbedaan proporsi tubuh.
       Percepatan Pertumbuhan
Pada titik awal pertumbuhan biasanya tidak terdapat banyak pertumbuhan, tetapi kecepatan pertumbuhan setiap individu berbeda sesuai dengan iramanya masing-masing, dengan demikian perbedaan individual dalam hal pertumbuhan tampak dengan perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
       Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbuhan berkisar antara 10,5 – 16 tahun,
       Bagi remaja perempuan percepatan pertumbuhan dimulai antara umur 7,5 – 11.5 tshun dengsn umur rata-rata 10,5 tshun.
3.    PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL
A.  Pengertian Hubungan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan  manusia lainya dlam masyarakat. Sosialisasai pada dasarnya merupakan proses penyesuayan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu bagaimana seharusnya seorang manusia hidup di dalam kelompoknya, baik klompok primer ( keluarga ) maupun kelompok sekunder ( masyarakat ). Proses sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan berhubungan terus hingga ia dewasa atau tua.
Pada saat menginjak dewasa manusia mampu berinteraksi sosial dengan teman sebayanya, terutama lawan jenisnya, pada akhirnya pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya, dengan demikian hubungan sosial ialah merupakan antar manusia yang saling membutuhkan, hubungan sosial di mulai dari hubungan yang sederhana dan terbatas sampai pada tingkat yang luas dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat hubungan sosial juga menjadi lebih berkembang dan bertambah luas dan kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakatnya.

B.  Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja 
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, remaja mulai memerhatikan beberapa nilai dan norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku dalam keluarganya. Ia mulai memahami nilai dan norma pergaulan dalam  kelompok remaja, kelompok anak-anak , kelompokorang dewasa, kelompok orang tua, dan pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis di rasakan sangat penting, tetapi tidak mudah dilakukan.
Kehidupan sosial pada masa remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi intelektual dan emosional, mereka dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup ataupun terbuka, seiring dengan masalah pribadi yang dialaminya, keadaan ini oleh Erick Ericson ( dalam lefton, 1982 ; 281 ) dinyatakan sebagai krisis identitas diri, proses pembentukan identitas diri dan konsep diri merupakan sesuatu yang kompleks, konsep ini tidak hanya terbentuk dari bagaimana remaja percaya tentangkeberadaan dirinya, tetapi dari bagaimana orang lain menilai keberadaan dirinya.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar, penetapan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, minat, ekonomi, dan kesamaan bakat dengan kemampuan. Masalah yang paling sulit dialami para remaja adalah penyesuaian diri, di dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang kuat karena masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol dan memperhatikan jakunnya.  
C.  Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial 
Perkembangan sosial dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya oleh keluarga, status sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan kemampuan mental, terutama emosi dan intelejensi.
·      Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungn utama dan yang paling utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap terhadap berbagai aspek perkembangan anak, keluarga merupakan media sosialaisasi yang paling efektif bagi anak, dalam keluarga berlaku nilai dan norma kehidupan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh anak, sikap orang tua yang slalu membatasi pergaulan anaknya akan mempengaruhi terhadap perkembangan sosial bagi anaknya, sebaliknya sikap orang tua yang terlalu memberikan kebebasan bergaul menyebabkan perkembangan sosial anak-anaknya cenderung tidak terkendali.
·      Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial dipengaruhi juga oleh kondisi atau status sosial ekonomi keluarga, masyarakat akan memandang seorang anak dalam konsteknya yang utuh dengan keluarga anak itu, dari pihak anak itu sendiri, prilakunya akan memlihatkan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Ia akan menjaga status sosial dan ekonomi keluarganya. Hal itu mengakibatkan anak akan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Kondisi demikian dapat berakibat lebih jauh, yaitu akan menjadi terisolasi dari kelompoknya. Akibat lain, anak-anak dari keluarga kaya akan  membentuk klomopk elit dengan nilai dan norma sendiri.
·      Kematangan
Proses sosialisasi tentusaja memerlukan kematanagn fisik dan fisikis. Untuk memberi dan menerima pandangan atau pendapat oranglain diperlukan kematangan intelektual dan emosional. Selain itu, kematangan mental dan kemampuan berbahasa ikut pula menentukan keberhasilan seseorang dalam berhubungan sosial.
·      Pendidikan
Pendidikan  merupakan media sosialisasi yang terarah bagi anak. Sebagai proses pengoperan ilmu yang normatif, pendidikan akan memberi warna terhadap kehidupan sosial anak dimasa yang akan datang. Pendidikan moral diajarkan secara terprogram dengan tujuan untuk membentuk kepribadian anak agar mereka memiliki tanggungjawab sosial dalam kehidupan sosial masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
·      Kapasitas Mental : Emosi Dan Inteljensi
Kapasitas emosi dan kemampuan berpikir mempengaruhi bnyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, berbahasa, dan menyesuaikan diri terhadap kehidupan di masyarakat, perkembangan emosi dan intelijensi berpengaruh terhadap perkembnagn sosial anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi dan memiliki emosi yang stabil akan mampu memecahkan berbagai permasalahan hidupnya di masyarakat. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, penegndalaian emosional secaara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling penegertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan mudah di capai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.  

D.  Pengaruh Perkembangan Sosial Trhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial, para remaja dapat memikirkan prihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah pada penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sifat kritisnya terhadap situasi dari orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap mpendapat orang lain di bandingkan denagn teori yang di ikuti atau diharapkannya. Sikap kritis ini juga ditentukan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga ia merasa bahwa tatacara, adat istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga bertentangan sikap kritis yang tampak pada pelakunya.
Pengaruh egosentis masih sering terlihat pada fikiran remaja, karna hal berikut . 
·      Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitikberatkan fikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan kegagalannya dalam menyelesaikan persoalan.
·      Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada tujuan perhatian sendiri. Pandanagan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan oranglain mengenai dirinya.

4.    PERKEMBANGAN EMOSI
            Kehidupan anak itu penuh dengan dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Banyak sedikitnya dorongan dan minat seseorang itu mendasari pengalaman emosionalnya. Apabila dorongan, keinginan minatnya dapat terpenuhi, anak cenderung memiliki perkembngan efektif atau emosi yang sehat dan stabil. Dengan demikian, ia dapat menikmati dan mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat pula.
            Sedangkan sebaliknya, ketika hasrat itu tidak terpenuhi, maka perkembnagn emosi seorang anak / siswi tidak akan berjalan dengan sehat dan setabil.

A.  Pengertian Emosi
Menurut Crow & Crow ( 1958 ), penertian emosi adalah “An emotion, is an effektive experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and phisilogical stirredup states in the individual, and that shows if self in his event behavior” jadi, emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan – perubahan fisik.
Pada saat emosi, sering terjadi perubahan – perubahan pada fisik seseorang, seperti:
·       Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona ;
·       Peredaran darah bertambah cepat bila marah ;
·       Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut ;
·       Bernafas panjang kalau kecewa ;
·       Pupil mata membesar bila marah ;
·       Air liur mengering bila takut atau tegang ;
·       Bulu roma berdiri kalau takut ;
·       Pencernaan menjadi sakit atau mencret – mencret kalau tegang ;
·       Otot menjadi tegang atau bergetar ( tremor ) ;
·       Komposisi darah berubah dan kelenjar – kelenjar lebih aktif.

B.  Karakteristik Perkembngan Emosi
Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa saat ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi disebabkan remaja berada dibawah tekanan sosial, dan selama masa kanak – kanak. Ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan itu. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Sebagian dari mereka memang mengalami ketidak stabilan emosi sebagai dampak dari penyesuaian diri terhadap pola prilaku baru dan harapan sosial baru.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak – kanak. Jenis emosi yang normal sering dialami remaja, adalah kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cinta, cenburu, kecewa, sedih dan lain- lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosi dan pola pengendalaian yang dilakukan individu terhadap emosinya.
Bihler ( 1972 ), membagi ciri –ciri remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia 12 – 15 tahun dan usia 15 – 18  tahun. Adapun ciri –ciri emosional remaja berusia 12 – 15 tahun adalah sebagai berikut.
·      Cenderung bersiikap pemurung. Sebagai kemurungan disebabkan perubahan biologis dalam hubungannya dalam kematangan seksual dan sebagian lagi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
·      Adakalanya berprilaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
·      Ledakan – ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan fisikologis, ketidak stabilan biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras, atau pola makan yang tidak tepat, atau tidur yang tidak cukup.
·      Cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapatnya sendiri.
·      Mengamati orang tua dan guru – guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu denagn gaya guru yang bersifat serba tau ( maha tahu ).
Ciri – ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahun adalah sebagai berikut.
Sering memberontak sebagai expresi dari perubahan dari masa kanak –kanak ke dewasa.
·      Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati, dan nasihat orang tua atau guru.
·      Sering melamun untuk memikirkan masa depannya. Banyak diantara mereka merasa berpeluang besar untuk memegang jabatan tertentu. Padahal, untuk mencapai hal itu tidaklah mudah karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan.

C.  Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukan bahwa perkembangn emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar ( Hurlock, 1960 :266 ). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam memengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berfikir kritis, untuk memahami makana yang sebelumnya tidak mengerti dan menimbulka emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal, memengaruhi reaksi emosionlal. Dengan demikian, remaja menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak memengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.
Perkembngan kelenjar edokrin semakain mematangkan prilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan untuk menopang reaksi pisiologis terhadap stres. Kelenjar adrenalin yang memainkan peran utama pada emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar dengan pesat sampai anak berusaia 5 tahun, pembesarannya melambat pada usia 11 – 15 tahun, dan membesar lebih pesat lagi sampai usia anak 16 tahun. Pada usia 16 tahun, kelenjar tersebut mencapai kembali ukuran semula, seperti saat anak lahir. Hanya sedikit adrenalin yang di produksi dan dikeluarkan sampai saat kelenjar itu membesar. Kegiatan belajar turut menunjang perkembangan emosi remaja. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain sebagai berikut .

·      Belajar dengan coba – coba
·      Belajar dengan cara meniru
·      Belajar dengan cara mempersamakan diri
·      Belajar melalui pengondisian
·      Belajar dibawah bimbingan dan pengawasan

D.  Pngaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku
Perasaan takut atau amarah menyebabkabn seseorang menjadi gemetar. Dalam ketakutan, mulut menjadi kering, jantung berdetak cepat, aliran darah atau tekanan darah deras sehingga sistem pencernaan terganggu, cairan pencernaan atau getah lambung terpengaruh oleh gangguan emosi, keadaan emosi ytang menyenangjkan dan relaks berfungsi sebagai alat membantu mencerna, sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan menghambat atau mengganggu pencernaan.
Diantara rangsangan yang meningkatkan kegiatan klelenjar sekresi dari getah lambung adalah ketakutan – ketakutan yang akut atau kronis. Kegembiraan yang berlebihan, kecemasan, dan kekawatiran yuang menyebabkan menurunnya kegiatan sistem pencernaan dan kadang – kadang menyebabkan sembelit. Satu –satunya cara penyembuhan yang efektif adalh menghilangkan penyebab ketegangan emosi.



5.    PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP
A.  Penertian Nilai, Moral, Dan Sikap
Antara pengetahuan dan tindakan, ternyata tidak selalu korelasi positif. Proses pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan menuju bentuk sikap dan tingkahlaku merupakan proses kejiwaan yang bersifak muskil. Nilai – niali adalah patokan – patokan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan santun, Menurut Sutikna ( 1998 ) sopan santun, adat kebiasaan, dan nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai yang menjadi pegangan warga Indonesia. Jadi, nilai adalah ukuran baik buruk, benar salah, suatu pernyataan atau prilaku yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan akhlak, kewajiban dan sebagainya, dalam moral diatur segala perbuatan yang bernilai baik yang perlu dilakukan serta suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari.
Dalam kaitannya dengan nilai, moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkahlaku sesuai dengan norma hidup. Adapun sikap secara umum menurut Gerungan secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu. Sikap ini berkaitan dengan motif dan mendasari tingkahlaku seseorang jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek, sebagai hasil penghayatan terhadap objek tertentu. Denagn kata lain nilai perlu dikenal terlebih dahulu kemudian dihayati dan di dorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu dan akhirnya terwujud prilaku sesuai dengan nilai yang dimaksud.

B.  Karakteristik Sikap, Moral, dan Nilai
Micheal mengemukakan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu :
·      Pandangan moral ndividu semakin lama semakin abstrak
·      Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah
·      Penilayan moral yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani mengambil keputusan, terhadap masalah moral yang dihadapinya
·      Penilaian moral secara pisikologis menjadi lebih mahal, dalam arti bahwa perkembngan moral menimbulkan ketegangan emosi

Berdasarkan penelitian kohelberg pada ( 1958 ) tahap- tahap perkembangan moral adalah sebagai berikut.
·         Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan – aturan budaya dan terhadap ungkapan – ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Akan tetapi hal ini semata – mata hanya di tafsirkan dari sebabakibat fisik atau kenikmatan perbuatan ( hukuman, keuntungan, pertukaran, dan kebaikan ).
·         Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sifatnya bukan hanya konformitas terhadap harapan pribadi dan tatanan sosial, melainkan juga loyal ( setia ) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan membenarkan seluruh tata tertib atau norma – norma tersebut serta mengidentifikasikan diri dengan orangtua atau kelompok yang terlihat di dalamnya.
·         Tingkatan Pasca – Konvensional ( aturan berlandaaskan prinsip )
Pada tahap ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai – nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok dan orang yang berpegang teguh kepada prinsip – prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut.

C.  Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perkembngan Nilai, Moral dan Sikap
Perkembangan internalisasi nilai – nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang – orang yang dianggapnya sebagai model. Bagai anak – anak usia 12 dan 16 tahun, gambaran ide yang di identifikasikan, adalah gambaran ide orang dewsa yang berwibawa dan simpatik, orang – orang terkenal, dan hal – hal yang ideal yang diciptakan sendiri. Menurut ahli pisikoanalisis moral dan nilai menyatu dalam konsep superego, superego dibentuk melalui jalan internalisasi larangan – larangan atau perintah – perintah yang datang dari luar ( khususnya dari orang tua ). Oleh karena itu anak yang tidak memiliki hubungan harmonis dengan orang tua nya di masa kecil, kemungkinan besar tidak akan mampu mengembngkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar nilai sosial. Selain orang tua masyarakat juga mengambil peran penting dalam pembentukan moral pada anak tingkah laku yang terkendali disebabkan ada kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi – sanksi tersendiri buat si pelanggar ( Sarlito; 1992 : 92 )
                       
6.    PERKEMBANGAN AGAMA
Sifat hakiki manusia adalah homo religius merupakan mahluk beragama yang mempunyai pitrah untuk memahami dan menerima nilai – nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dalam perilakunya.
Fitrah beragama ini merupakan potensi yang arah perkembangannya amat tergantung kepada kondisi kehidupan beragama lingkungan dimana anak itu hidup, terutama lingkungan keluarga,  dalam arti lingkungan itu memberikan ajaran, bimbingan dengan memberikan motivasi dan ketauladanan yang baik dalam mengamalkan nilai agama, maka anak itu akan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
Namun apabila sebaliknya dalam arti lingkungan tersebut bersikap masa bodoh, dan acuh tak acuh bahkan melecehkan agama maka dipastikan anak akan tuna agama, tidak pamiliar dengan nilai – nilai agama sehingga perilakunya akan bersifat mengikuti hawa nafsu.  


BAB III
HASIL PENELITIAN

Nama                            : Neng Intan Maryama
Tempat Tanggal Lahir   : Sukabumi 19 – juni – 1996
Alamat                          : Kp. Cimanggu Rt/Rw 03/01
Umur                             : 15 tahun
Jenis Kelamin                : Perempuan
Sekolah                         : SMP Negri 1 Curugkembar
Alasan penulis mengamati peserta didik tersebut, karna siswa tersebut merupakan tetangga dekat, sehingga penulis dapat dengan mudah mengamti kegiatannya, selain itu juga penulis sudah mengenalnya cukup lama, karna hal tersebut, penulis dapat dengan mudah mengumpulkan data dalam tugas penelitian perkembangan peserta didik ini.

A.  PERKEMBANGAN BAHASA SISWA SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Menurut hasil penelitian, pada siswi ini dari segi bahasa setelah dibandingkan dengan pembahasan bahasa dalam teori, bahwasanya siswa ini memiliki keterampilan bahasa yang normal ( sesuai dengan seharusnya ), dari segi bahasa yang sering di gunakan baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Itu semua merupakan bahasa yang di peroleh dari berbagai lingkungan ( keluarga, sekolah, masyarakat ) pada umumnya, siswa tersebut cenderung berkembang dalam segi bahasa, karena sesuai dengan perkembangan yang sedang dialami, seperti contoh pada saat dia berkomunikasi dengan keluarga, katakanlah seorang ibu, maka siswi tersebut akan menggunakan bahasa yang telah diajarkan sejak kecil, bagaimana cara berbicara dengan orang tua, siswa ini mengetahui bgaimana cara menyesuaikan diri ketika berinteraksi dalam komunikasi dengan lingkungannya, ketika ia menghadapi lingkungan keluarga, maka ia akan berbicara dengan menggunakan bahasa induk ( yang telah diajarkan oleh ibu/ keluarga ), ketika ia berbicara dengan sesamanya maka ia akan menggunakan bahasa yang pantas menurutnya dan menurut pandangan masyarakat yang seharusnya di kemukakan ketika berbicara dengan sesamanya.
 Begitu pula ketika ia mengghadapi lingkungan masyarakat, maka ia akan dapat menyesuaikan diri dalam menggunakan bahasa yang baik untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat, sesuai dengan keinginan lingkungan masyarakat, dan nilai – nilai yang sudah menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Pada siswi ini seperti telah yang dikatakan di atas, dari perkembangan bahasa yang sedang dialami, sebetulnya ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa itu sendiri, seperti faktor umur, kondisi lingkungn, faktor kecerdasan, faktor sosial ekonomi keluarga dll. Dalam perkembangannya siswi dari segi bahasa ini  ditinjau dari berbagai faktor yang ada dalam teori, penulis akan sedikit membahas tentang pengaruh status sosial ekonomi keluarga, karena pada dasarnya di tinjau dari faktor – faktor yang lain sudah cukup mengalami korelasi yang cukup baik, sedangkan pada faktor ini ada yang harus penulis sampaikan, bahwasannya perkembangan bahasa siswi yang sedang dialami oleh siswi nyang penulis teliti, ternyata tidak ada kesesuaian dengan teori yaitu khususnya pada pembahasan bagian faktor sosial ekonomi keluarga yang dialami.
Dalam teori dikatakan ketika sebuah keluarga dalam keadaan status sosial ekonomi yang rendah, maka akan berpengaruh buruk terhadap perkembngan bahasa yang dialami oleh peserta didik, dan ketika sebuah keluarga dalam keadaan sosial ekonomi yang baik akan berpengaruh baik terhadap perkembnagn bahasa peserta didik, tetapi lain halnya dengan siswi yang penulis teliti, siswi ini dari kalangan keluarga yang keadaan sosial ekonominya rendah, tetapi siswi yang saya teliti ini tidak mengalami perkembngan bahasa secara buruk seperti yang telah dikatakan oleh teori, melainkan perkembangan bahasa yanga dialami oleh siswi ini lebih baik dibandingakan dengan seorang siswi yang se kelas denga dia yang notabene dalam keadaan keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi, atau cukup baik, hal tersebut dikarnakan orang pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah, yang baik, juga karena pendidikan yang di berikan dari orang tua tentang bagaimana cara berinteraksi dalam berbahasa yang pantas dan seharusnya digunakan.
Siswi tersebut, meskipun mendapatkan pengaruh pergaulan, tentunya dalam segi bahasa yang kurang baik, maka akan secara sadar dan dengan sendirinya dapat  memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang dianggap buruk. Itu semua karena lingkungan keluarga, lingkungn sekolah dan lingkungan masyarakat bertindak sesuai dengan peran yang seharusnya, artinya ketiga komponen pendidikan tersebut berfungsi dengan baik dalam perannanya untuk perkembngan pada siswi tersebut, sehingga perkembngan yang dialami berjalan dengan optimal.
B.  KEMATANGAN SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN FISIK PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL SECARA TEORITIS HASIL PENELITIAN

PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL
SECARA TEORITIS
HASIL PENELITIAN
Urutan perubahan fisik pada anak usia SMP
Terjadi pertumbuhan tulang-tulang ( badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang )

Terjadi pertumbuhan payudara

Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya

Mencapai pertumbuhan pertinggian badan yang maksimal pada setiap tahunnya

Bulu kemaluan menjadi kriting

Terjadi peristiwa masturbasi atau haid

Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
Ciri kelamin yang utama
Pada anak perempuan indung telurnya mulai berfungsi pada umur 13 tahun, yaitu pada saat mengalami menstruasi ( haid )
Ciri kelamin kedua
Pada perempuan, membesarnya buah dada, mencuatnya puting susu, pinggul lebih lebar daripada lebar bahu, tumbuh rambut dsekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak dan suara bertambah nyaring
Percepatan pertumbuhan fisik
Bagi remaja perempuan percepatan pertumbuhan dimulai antara 7 – 11,5 tahun dengan umur rata – rata 10,5 tahun.
Peroses pematangan seksual
Lebih cepat 2 tahun daripada laki – laki
Urutan gejala – gejala kematangan seksual
Tumbuhnya buah dada dan puting susu sedikit mencuat hal ini terjadi 8 – 13 tahun.
 * ( √ ) = Sesuai
C.  PERKEMBANGAN SOSIAL SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Pada dasarnya hubungan sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang, karena dengan hubungn sosial ini manusia akan saling memenuhi kebutuhan satu – samalain, dengan terjalinya hubungan sosial ini maka semakin membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu – sama lain.
 Namun ada hubungn sosial yang terjalin dengn baik dan ada hubungan sosial yang terjalin kurang begitu baik, pada siswi yang penulis teliti hubungn sosial merupakan suatu kajian yang menarik, karena penulis mengamati suatu hal yang berbeda, dari objek teliti yang penulis hadapi, yaitu dalam proses perkembnagn dari segi sosial siswi ini, siswi yang sedang penulis hadapi memiliki kemampuan yang sangat baik dalam bersosilaisasi dengan lingkungnnya, baik dengan lingkungn keluarga, sekolah atau pun dengan lingkungn masyarakatnya,  sehingga siswi tersebut terkenal sebagai siswi yang ramah dan lembut, hal ini dapat tercermin ketika ia sedang melakukan interaksi sosial dengan lingkungan masyarakat maka ia akan memperlakukan lingkungan yang sedang dihadapinya itu dengan prilaku yang baik, dan menyenangkan, maka tidak aneh jika dia dikenal dilingkunganya dengan baik. 
Selain itu jiwa sosial itu berkembang pula di lingkungn sekolah, seperti  aktif dalam kegiatan organisasi, aktif di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mempunyai daya keritis yang baik terhadap permasalahan pelajaran yang dihadapi, dan hubungn pertemanan dengan teman sebayanya pun terjalin dengan baik.

D.  PERKEMBNGAN EMOSI SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Jika dalam teori perkembangan emosi itu merupakan bagian dari rasa sedih, gembira, cinta, cemburu, dan marah. Maka sama halnya yang terjadi dengan siswi yang penulis teliti, karena penulis mengamati perkembngan emosi siswi tersebut cukup setabil, contohnya apabila ia menghadapi masalah, ia cenderung menghadapinya dengan kepala dingin tanpa meluapkan emosinya dengan berlebihan, selain itu juga hubungan ketertarikan antara lawan jenis sudah mulai terlihat, tetapi dalam hubungan yang masih rtentan putus.
Kemudian dalam hal cita – cita dia mempunyai cita – cita yang tinggi, yaitu ingin menjadi seorang dokter, semuanya itu ditunjang dengan kemauan serta cita – cita orang tua yang ingin menyukseskan anaknya, sehingga orang tuamemiliki kesiapan pinansial yang baik dan cukup untuk mewujudkan cita – cita si siswi tersebut.

E.   PERKEMBANGAN NILAI, MORAL DAN SIKAP SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Perkembangan nilai, moral, dan sikap siswi tersebut ternyata cenderung dengan tingkah laku yang baik dan terpola, karena siswi tersebut dididik dalam naungan keluarga yang sangat mematuhi nilai – nilai, etika, serta senang berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang menjadi kepercayaanya dan apabila norma, nilai – nilai dan sikap tersebut tidak dilaksanakan dengan seharusnya, maka siswi tersebut terutama lingkungan keluarganya merasa sangsi dan merasa tidak enak, karena tingkah laku, sikap, moral dan kepatuhan terhadap agama sudah menjadi panutan dan sudah melekat sebagai panutan.
Sebagai contoh siswi tersebut bersikap baik atau hormat terhadap orang tua, guru dan sesamanya, serta orang yang lebih muda di bandingnya.

F.   PERKEMBANGAN AGAMA SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa tersebut mengenai perkembangan agamanya cenderung lebih mengikuti apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh orangtuanya seperti halnya dalam pergi mengaji, belajar kitab – kitab keagamaan sertasekali – kali mengikuti pengajian di mesjid, dalam hal ini penulis juga mengamati sedikit pengamalan – pengamaan agamanya sudah mulai ia terapkan dalam kehidupan sehari – hari seperti solat di awal waktu, dan memberi pengemis yang di sisihkan dari uang jajannya.









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari makalah ini, penelitian dengan cara ini dapat membantu menyelesaikan masalah dalam pendidikan, dan sekaligus sebagai calon pendidik dapat mengetahui secara gelobal tentang perkembngan dari berbagai segi pada siswi SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) seperti perkembangan dari segi bahasa, fisik, agama, sosial, moral, sikap dsb.
Penelitian yang dilakukan terhadap siswi tersebut terutama dalam perkembangan nya, penulis menemukan banyak kesesuaian dengan teori yang di paparkan dalam berbagai sumber, seperti media elektronik, buku dan sebagainya.
Menurut penulis ketika perkembangan yang terjadi pada peserta didik berkembang secara optimal baik dari segi, fisik, soosial, agama, moral dll. Tentunya dengan berbagai dukungan dari lingkungnnya disekitar, baik dari lingkungn keluarga, masyarakat,dan lingkungan sekolah, maka tidak akan terjadi kejanggalan atau hal – hal yang tidak diinginkan.
Perkembangan yang terjadi pada peserta didik yang penulis amati berjalan dengan baik dan sesuai, namun perkembangan disini tidak terlepas dari dukungan lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan pergaulan siswa, oleh karena itu peran lingkungn sangat dibutuhkan dalam perkembangan peserta didik secara keseluruhan, supaia apa yang telah dicapai dalam perkembangan peserta didik ini tidak turun, malah lebih di tingkatkan lagi. 


LAMPIRAN

Biodata Siswi
Nama              : Neng Intan Maryama
TTL                 : Sukabumi 19 juni 1996
Alamat            : Kp, Cimanggu Rt/ Rw 03/01, Desa Curugkembar Kab Sukabuni
Umur               : 15 tahun
Jenis kelamin   : perempuan
Sekolah           : SMP Negri 1 Curugkembar
Angkatan        : 2009

Wawancara ( Tanya Jawab )
Pertanyaan    : Slamat siang,,!!
Jawab           : siang juga . .
Pertanyaan    : lagi ngapain, sibuk gak ?
Jawaban        : gak ko, mang knapa kak??
Pertanyaan    : gak.. !! gak knapa – napa boleh bincang – bincang sedikit gak ??
Jawaban        : boleh ko, emang mau bincang – bincang tentang apa ??
Pertanyaan    : tentang sekolah
Jawab           : ia boleh
Pertanyaan    : suka pamit dan cium tangan gak kalau mau berangkat ke sekolah ??
Jawaban        : ia suka, kan minta dulu do’a dari orang tua supaya berkah ilmunya  
Pertanyaan    : terus sebelum berangkat ke sekolah, ade suka belajar dulu di rumah gak??
Jawab           : suka, soalnya buat persiapan, besok harinya kan mau belajar, jadi dari rumah harus ada persiapan dulu.
Pertanyaan    : ngomong – ngomong bosan gak sekolah ??
Jawaban        : tergantung, kalau di bikin bosan ya tentu bakalan bosan, tapi kalau dibawa happy, ya gak bosan dong, kan banyak temen juga kalau di sekolah, gak kaya di rumah, kebanyakan diam
Pertanyaan    : biasanya di sekolah ngapain aja ???
Jawaban        : ya hal yang pertama yang di lakukan tentunya belajar, memperhatikan guru, bertanya jika ada yang tidak paham, selebihnya ke kantin,main udah
Pertanyaan    : terus kegiatan apa yang diikuti di sekolah ??
Jawaban        : kalau di sekolah mah suaka ikut kesenian, sama jadi anggota osis
Pertanyaan    : emmhhh,,, selain itu ada kegiatan lain gak ???
Jawaban        : gak ada,,,  paling sudah selesai sekolah pulang kerumah,
Pertanyaan    : kalau di sekolah cara ade bertanya sama guru gimana, misalnya kalau ada yang gak di mengerti ??
Jawaban        : ya nanya aja?? Biasanya suaka pake bahasa yang sederhana, biar di mengerti sama teman – teman di kelas juga
Pertanyaan    : ohh,,, menurut ade ada perbedaan guru sama teman itu gmimana ???
Jawab           : ya kalau gurukan panutan belajar, yang suka mengajari kita ilmu pengetahuan, dll. Kalau teman hanya sebagai tempat curhat, baik suka maupun duka.
Pertanyaan    : emmh ,, trus bagaimana cara berbicara pada guru, atau orang yang lebih tua daripada ade ??/
Jawaban        : kalau berbicara sama guru atau orang yang lebih tua, kan harus menggunakan bahasa yang sopan dan bahasa yang baik, jadi kan itu menunjukan bahwa kita itu sebagai orang berpendidikan,
Pertanyaan    : ada perbedaan gak berbicara terhadap guru, dan berbicara terhadap teman ??
Jawab           : ya tentu ada kan kalau berbicara ke guru harus sopan dan beradab, sedangkan berbicara sama teman kan menggunakan bahasa yang biasa, yang nyaman, yang penting selama kita tidak mengeluarkan kata – kata kotor.
Pertanyaan    : oh ia.. kalau pulang sekolah, terus tiba – tiba ada suara adzan ade langsung solat, atau pulang ??
Jawaban        : biasanya solat dulu, soalnya kan kalau di tunda – tunda solatnya , kata orang tua gak baik, pamali.
Pertanyaan    : oh.. ia bagus, trimakasih atas waktunya..
Jawaban        : sama – sama kak..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar