KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas berupa makalah ini, shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada junjunan alam yakni Nabi muhamad SAW, beserta para
sahabatnya, keluarganya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya,
dengan selesainya makalah ini penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak
trimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara materil maupun
nonmateril dalam penyelesaian makalah
ini.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
peminat baca, dandapat dijadikan tambahan wawasan pengetahuan bagi para peminat
baca,penulis menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu suatu karia ilmiah tidak akan sempurna bila tidak ada kritik dan dansyaran
dari peminat bacanya, karna hal ini penulis mengharapkan partisipasi dari
peminat baca agar terciptanya karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan
datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia pada umumnya, dimana manusia itu mengalami tahapan tertentu dalam
masa hidupnya, yang setiap tahapannya tersebut harus dijalani sesempurna mungkin
sesuai dengan kodrat dan kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling
mulia dari makhluk lain oleh ALLAH SWT. Salah-satu tahapan tersebut adalah
tahapan dalam proses perkembangan yang dijalaninya pada masa tertentu dalam
hidupnya, proses perkembangan yang akan dibahas dan di tekankan oleh penulis
adalah proses perkembangan pada masa smp (sekolah menengah pertama ) Disini penulis akan mencoba menguak bagaimana
proses perkembangan baik dari segi sosial, agama, emosi, bahasa, moral, fisik,
serta seksualnya. yang ideal di jalani
oleh anak smp ( sekolah menengah pertama ) yang sesuai dengan seharusnya.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu masalah
dalam perkembangan terutama di kalangan
smp, masalah ini juga menjadi tugas para
pendidik ( guru ) dalam upaya memajukan kualitas manusia Indonesia terutama
dalam pendidikan, karna masalah seperti ini
harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun didalamnya
terdapat kesukaran, lalu bagaimana kaitannya dengan masalah pendidikan yang
harus diatasi sesegera mungkin agar dapat tercipta pendidikan yang baik dan
benar serta optimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri baik dimasa
sekarag maupun masa nyang akan datang, tentunya kekompakan dan keselarasan
antara komponen-komponen pendidik ( komponen pendidik di sekolah sperti
guru,wali kelas kepala sekolah. Komponen keluarga atau orangtua dan koponen di
lingkungan masyarakat ) harus dijalankan dengan baik dalam memantau proses
perkembangan yang dialami peserta didik.
Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian pada siswa agar
dapat sedikit membantu dalam penyelesayai masalah pendidikan yang sedang
dialami pada masa sekarang ini, karena penelitian pendidikan ini sendiri
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan terutama dengan masalah
yang berkaitan dengan kualitas proses pendidikan dan pengajaran serta
aplikasinya kelak di masyarakat, namun penelitian ini akan lebih spesifik
mengangkat sebuah realita yang terjadi di dalam kehidupan peserta didik, yang
kemudian akan di pahami dan dipelajari sebagai bahan evaluasi terhadap masalah
yang ada dalam pendidikan, khususnya dari objek yang sedang di teliti.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana proses perkembanan anak usia sekolah menengah pertama
baik dari segi fisik, moral, agama, emosi, sosial, motorik, serta seksualnya
bahasa secara teoritis dan empiris ?
• Apakah proses perkembangan peserta didik pada masa smp ( sekolah
menengah pertama ) tersebut sesuai dengan yang seharusnya ?
• Bagaimana peranan keluarga dan pranan pendidik dalam mengatasi
masalah yang dihadapi oleh anak smp dalam proses perkembangan ?
C.
TUJUAN
• Memahami dan mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik di SMP
• Dapat memberikan solusi bagi perkembangan pendidikan dengan
membandingakan hasil penelitian dengan teori yang sesungguhnya
• Dan dapat memberikan kesadaran bahwasannya peranan keluarga dan
pendidik sangat dibutuhkan dalam hal ini
E.
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan oleh penulis dalam makalah ini adalah
metode Observasi/ penelitian dan wawancara,observasi ini sebagai alat yang di
gunakan untuk mengumpulkan banyak data, yaitu dengan cara mengukuti tingkah
laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik
dalam situasi yang sebernarnya maupun dalam situasi buatan.
Penelitian dengan cara observasi / pengamatan dalam bidang
pendidikan banyak hal yang dapat diukur melalui observasi. Misalnya tingkah
laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan
diskusi siswa, kegiatan sosial siswa, moral siswa, kegiatan agama siswa, dan
melalui pengamatan serta wawancara, kita dapat mengetahui berbagai macam
perkembangan baik dari segi bahasa, prilaku, bentuk perkembngan fisik, sosial,
agama dll nya. Observasi ini harus dilakukan pada saat kegiatan itu
berlangsung, misalkan dalam hal sosial siswa, kita dapat mengamati ketika
seorang siswa berinteraksi dengan guru, keluarga, dan bahkan hubungan nya
dengan teman – temannya baik di sekolah,
maupun di lingkungan masyarakatnya.
Metode observasi ini selain dilakukan pada siswa yang bersangkutan
juga dilakukan pada orang – orang atau kerabat siswa itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PERKEMBANGAN
BAHASA
A.
Pengertian
Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain, perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik dengan
cara lisan tertulis, maupun mengunakan tanda-tanda dan isarat. Menguasai alat
komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapatmemahami dan
dipahami orang lain.
B.
Karakteristik
Perkembangan Bahasa Remaja
Pola bahasa yang dimiliki dan dikuasai anak adalah bahasa yang
berkembang di dalam keluarga, yang disebut bahasa ibu , perkembangan bahasa ibu
dilengkapi oleh bahasa masyarakat tempat mereka tinggal, hal ini berarti proses
pembentukan keperibadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat
sekitar, akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan
dengan teman sebaya menyebabkan bahasa remaja lebih diwarnai oleh pola bahasa
peregaulan yang berkembang didalam kelompok masyarakat yang bentuknya amat
khusus, seperti istilah “baceman” dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah
bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem juga tercipta secara khusus
dikalangan ramaja untuk kepentingan khusus remaja pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan
sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan bahasa antara
anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukan oleh pemilihan dan
penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari
masyarakat lapisan berpendidikan rendah, misalnya, akan lebih banyak menggunakan
bahasa pasar, dengan istilah-istilah yang kasar. Sebaliknya, masyarakat
terdidik yang umumnya memiliki status sosial lebih tinggi biasanya akan
menggunakan istilah-istilah yang lebih halus dan intelek.
C.
Faktor-faktor
Yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa
Telah disebutkan bahwa berbahasa terkait erat dengan kondisi
pergaulan. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa seseeorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut ini.
• Faktor
Umum
Bahasa
seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan usia dan penglamannya.
Faktor fisik ikut memengaruhi karena semakin sempurnanya pertumbuhan organ
bicara, serta kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isarat. Pada
masa remaja, perkembangan biologis yuang menunjang kemampuan berbahasa telah
mencapai tingkat kematangan. Disertai oleh perkembagan intelektual maka remaja
akan mampu menunjukan cara-cara berkomunikasi yang baik dan sopan
• Faktor Kondisi Lingkungan
Lingkungan
tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar terhadap
kemampuan berbahasa. Penggunaan bahasa di lingkungan perkotaan berbeda dengan
lingkungan pedesaan, demikian pula perkenbangan bahasa di daera pantai,
pegunungan, dan daerah-daerah terpencil tidaklah sama, sehingga berkembang
berbagai bahasa daerah.
• Faktor Kecerdasan
Untuk meniru
bunyi suara, gerakan, dan mengenal simbol-simbol bahasa diperluikan kemampuan
motorik dan intelektual yang baik. Kemampuan motorik berkorelasi positif dengan
kemampuan intelektual. Ketepatan meniru, mengumpulkan perbendaharaan kata-kata,
menyusun kalimat dengan baik, dam memahami maksud pernyataan orang lain, sangat
dipengaruhi oleh kemampuan kerja motorik dan kecerdasan seseorang.
• Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang
bersetatus sosial ekonomi cukup baik biasanya akanmampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anaknya. Rangsangan yang disediakan
untuk ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial ekonomi
tinggi, berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini tampak
dari perkembangan bahasa pada anak-anak yang hidup dari keluarga terdidik,
dengan kata lain, pendidikan dan status sosial ekonomi keluarga berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa anak.
• Faktor
Kondisi Fisik
Orang yang
cacat dan terganggu kesehatannya, seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara
tidak sempurna, akan terhambat perkembangannya dalam berbahasa. Orang yang tuli
sejak lahir umumya tidak mampu mengembangkan bahasanya.
D.
Pengaruh
Kemampuan Berfikir Terhadap Kemampuan Bahasa
Tingkat kemampuan berfikir sangat berpengaruh terhadap kemampuan
bahasa demikian pula sebaliknya, orang yang kemampuan berfikirnya rendah akan
mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata atau kalimat yang baik, logis,
sistematis, hal-hal ini tentusaja akan menyulitkan mereka dalam berkomunikasi.
2.
KEMATANGAN
SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN FISIK
A.
Masa
Kematangan Seksual
Masa pra pubertas ( pueral ), masa ini adalah masa peralihan dari
masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (
puer=anak besar ) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya
belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Prapuberitas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang
sesungguhnya berbarengan dengan terjadinya perkembangan fisikologis yang
berhubungan dengan kematangan kelenjar endoktrin. Kelenjar endoktrin adalah
kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Dengan melalui pertukaran zat yang ada diantara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh
rambut didalam kelenjar tadi. Zat-zat yang dikeluarkan itu disebut hormon,
selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian
rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu
rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu
rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-anak nya yang
cukup menggembirakan.
Peristiwa kematangan
tersebut pada wanita terjadi 1,5 – 2 tahun lebih awal daripada pria. Terjadinya
kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama
(mensis/t = bulan= datang bulan). Sedang pada pria ditandai dengan keluarnya
sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.
Kematangan atas jenis
kelamin tersebut, banyak bergantung dengan iklim, lingkungan budaya setempat,
bangsa, dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di dunia
seringkali terjadi perbedaan waktunya, yang menyolok. Contoh : bagi Indonesia
dan Perancis terjadi pada usaia 13 – 14 tahun karena ( adanya kessamaan iklim ). Tetapi di Negeri panas, Arab Saudi +
umur 11-12 tahun dan di Malabar pada umur 8-9 di Negri dingin Siberia terjadi
pada umur 17 – 19 tahun.
Bagi masa remaja
awal, adanya kematangan jasmani ( seksual ) itu umumnya digunakan dan dianggap
sebagai tanda-tada primer akan datangnya masa renmaja.
Adapun tanda-tanda
lain disebutnya sebagai tanda sekunder dan tanda tertier.
Tanda-tanda sekunder dapat disebutkan antara lain :
Pria
• tumbuh
suburnya rambut, jangut, kumis, dan lain-lain
• selaput
suara semakin besar dan berat
• badan
mulai membentuk “segi tiga”, urat-urat pun menjadi kuat, dan muka bertambah persegi.
Wanita
• pinggul
semakin membesar
• kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi ( lemak ).
• Suara
menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
• Muka
menjadi bulatdan berisi.
Adapun tanda-tanda tertier antara lain :
Biasanya diwujudkan dalam perubahan sikap dan prilaku, contoh bagi
pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur
rambut,bahasa yang diucapkan, akting,dll.
Juga bagi wanita :
ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dll.
Perkembangan lainya pada masa pra atau pra pubertas ini adalah
munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak, sehingga masa ini ada yang
menyebut sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan
diri dari kekuasaan orang tua. Semuanya terasa inggin di tolak, ini bukan
berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebeas dari tanggapan bahwa ia
sebagai anak-anak inggin menyamakan setatusnya denaggan orang dewasa.
Perasaan negatif yang dialami, antara lain :
1.
Ingin
selalu menentang lingungan
2.
Tidak
tenang, dan gelisah
3.
Menarik
diri dari masyarakat
4.
Kurang
dan suka bekerja
5.
Kebutuhan
untuk tidur semakin besar
6.
Pesimistis
dll.
Adanya kelainan aktivitas yang cukup mengundang perhatian serius
itu, dapat dikatakan anak itu dalam kondisi :
Perkembangan jasmani yang belum selaras.
Keadaan batin yang belum seimbang ada perkembangan satu aspek
dengan aspek yang lainnya.
Tentang lamanya masa ini sangat relatif tergantung dari ritme dan
tempo perkembanga anak. Umpama Karel Buhler mengatakan masa ini berlangsung
cukup lama meliput sebagian besar dari masa puber. Tetapi H. Hetzer menunjukan
lamanya masa ini cukup singkat + 9 bulan.
B.
Pertumbuhan
Fisik
a.
Faktor-faktor
Penyebab Perubahan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik,
dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan ini meliputi
perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin
primer dan ciri-ciri kelamin sekunder. Menurut Sarlito Wirawan, urutan
perubahan fisik pada anak perempuan adalah sebagai berikut :
• Terjadi pertumbuhan tulang-tulang ( badan menjadi tinggi, anggota
badan menjadi panjang )
• Terjadi pertumbuhan payudara
• Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya
• Mencapai pertumbuhan pertinggian badan yang maksimal pada setiap
tahunnya
• Bulu kemaluan menjadi kriting
• Terjadi peristiwa masturbasi atau haid
• Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
Pada anak laki-laki adalah sbb :
• Terjadi pertumbuhan tulang-tulang
• Testis ( buah pelir membesar )
• Tumbuh bulu berwarna gelap pada perempuan
• Terjadi awal perubahan nada suara
• Mengalami ejakulasi ( keluarnya air mani )
• Bulu kemaluan menjadi kriting
• Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya
• Tumbuh rambut-rambut halus di wajah ( kumis, janggut, jambang ).
• Tumbuh bulu di ketiak
• Terjadi akhir perubahan sara
• Rambut-rambut diwajah bertambah gelap
• Tumbuh bulu di dada dan kaki
Penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah adanya dua
kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktin. Kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungnnya
dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau
sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak
berapa lama sebelum saat remaja dimulai kedua hormon ini sudah mulai di
produksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini
dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini
diaktifan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar
yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan
terletak di otak.
Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif
saat dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah
diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pytuitari pada saat usia anak
memasuki usia remaja. Segera setelah mencapai kematangan alat kelamin hormon
gonad akan menghentikan aktifitas hormon pertumbuhan. Dengan demikian
pertumbuhan fisik akan terhenti. Keseimbangan yang tepat antar akelenjar
pytuitari dan gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula
sebaliknya bila terjadi gangguan dalm keseimbangan ini akan timbul penyimpangan
pertumbuhan.
Selama masa remaja seluruh tubuh mengalami perubahan baik di bagian
luar maupun di bagian dalam tubuh, baik perubahan struktur tubuh maupun
fungsinya. Dalam kenyataanya, hampir semua perubahan bagian tubuh mengikuti
irama nyang tepat, sehingga waktu kejadiaanya dapat diperkirakan sebelumnya, perubahan tersebut tampak jelas
pada bagian pertama masa remaja.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa
remaja adalah sebagai berikut :
• Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun
sebelum anak mencapai tarap kematangan alat kelaminya. Setahun sebelum
pematangan ini anak akan bertambah tiggi 10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg.
Pertumbuhantubuh masih terus terjadi tetapi terjadi dalam tempo yang cukup
lamban selama empat tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan
berat tubuhnya mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat
daripada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai tubuh orang
dewasa pada usia 19-20 tahun sedangkan perempuan pada usia 18 tahun.
• Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja tidak sama
untuk seluruh tubuh adapula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi
yang tidak seimbang ini akan berlangsung pada masa puber dilalui sepenuhnya,
perubahan ini terjadi baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak
• Ciri Kelamin Yang Utama
Pada masa anak-anak alat kelamin yang utama belum berkembang
sepenuhnya. Memasuki remaja alat kelamin mulai berfungsi yaitu pada usia 14
tahun anak laki-laki mengalami mimpi basah dan 13 tahun anak perempuan mengalami
haid atau menturbasi. Bagian lain dari alat perkembangan perempuan pada usia
ini masih belum berkembang dengan sempurna sehingga belum mampu untuk
mengandung masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja
• Ciri Kelamin Kedua
Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada
dan mencuatnya puting susu, pinggul lebih besar daripada bahu, tumbuh bulu
rambut di selkitar kelamin, di ketiak, dan suara tambah nyaring.
Ciri kelamin kedua pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot,
nada suara membesar, bahu melebar daripada pinggul tumbuh bulu dada dan bulu di
sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan
pori-pori membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik
laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula
yang sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin.
C.
Perubahan
Fisik Selama Masa remaja
Perubahan fisik pada masa remaja meliputi dua hal yaitu, percepatan
pertumbuhan dan proses pematangan seksual. Akibat prcepatan pertumbuhan
tersebut, terjadi perbedaan proporsi tubuh.
• Percepatan Pertumbuhan
Pada titik awal pertumbuhan biasanya tidak terdapat banyak
pertumbuhan, tetapi kecepatan pertumbuhan setiap individu berbeda sesuai dengan
iramanya masing-masing, dengan demikian perbedaan individual dalam hal
pertumbuhan tampak dengan perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
• Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbuhan berkisar
antara 10,5 – 16 tahun,
• Bagi remaja perempuan percepatan pertumbuhan dimulai antara umur
7,5 – 11.5 tshun dengsn umur rata-rata 10,5 tshun.
3.
PERKEMBANGAN
HUBUNGAN SOSIAL
A.
Pengertian
Hubungan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan manusia lainya dlam masyarakat. Sosialisasai
pada dasarnya merupakan proses penyesuayan diri terhadap kehidupan sosial,
yaitu bagaimana seharusnya seorang manusia hidup di dalam kelompoknya, baik
klompok primer ( keluarga ) maupun kelompok sekunder ( masyarakat ). Proses
sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan berhubungan
terus hingga ia dewasa atau tua.
Pada saat menginjak dewasa manusia mampu berinteraksi sosial dengan
teman sebayanya, terutama lawan jenisnya, pada akhirnya pergaulan sesama
manusia menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya, dengan demikian hubungan
sosial ialah merupakan antar manusia yang saling membutuhkan, hubungan sosial
di mulai dari hubungan yang sederhana dan terbatas sampai pada tingkat yang
luas dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat hubungan sosial
juga menjadi lebih berkembang dan bertambah luas dan kompleks. Pada jenjang
perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan
kehidupan masyarakatnya.
B.
Karakteristik
Perkembangan Sosial Remaja
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, remaja mulai
memerhatikan beberapa nilai dan norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang
berlaku dalam keluarganya. Ia mulai memahami nilai dan norma pergaulan
dalam kelompok remaja, kelompok
anak-anak , kelompokorang dewasa, kelompok orang tua, dan pergaulan dengan
sesama remaja lawan jenis di rasakan sangat penting, tetapi tidak mudah
dilakukan.
Kehidupan sosial pada masa remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi
intelektual dan emosional, mereka dapat mengalami sikap hubungan sosial yang
bersifat tertutup ataupun terbuka, seiring dengan masalah pribadi yang
dialaminya, keadaan ini oleh Erick Ericson ( dalam lefton, 1982 ; 281 )
dinyatakan sebagai krisis identitas diri, proses pembentukan identitas diri dan
konsep diri merupakan sesuatu yang kompleks, konsep ini tidak hanya terbentuk
dari bagaimana remaja percaya tentangkeberadaan dirinya, tetapi dari bagaimana
orang lain menilai keberadaan dirinya.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik
kelompok kecil maupun kelompok besar, penetapan pilihan kelompok yang diikuti,
didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, minat, ekonomi, dan
kesamaan bakat dengan kemampuan. Masalah yang paling sulit dialami para remaja
adalah penyesuaian diri, di dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang
kuat karena masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol dan
memperhatikan jakunnya.
C.
Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya oleh
keluarga, status sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan kemampuan
mental, terutama emosi dan intelejensi.
· Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungn utama dan yang paling utama yang
memberikan banyak pengaruh terhadap terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
keluarga merupakan media sosialaisasi yang paling efektif bagi anak, dalam
keluarga berlaku nilai dan norma kehidupan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh
anak, sikap orang tua yang slalu membatasi pergaulan anaknya akan mempengaruhi
terhadap perkembangan sosial bagi anaknya, sebaliknya sikap orang tua yang
terlalu memberikan kebebasan bergaul menyebabkan perkembangan sosial
anak-anaknya cenderung tidak terkendali.
· Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial dipengaruhi juga oleh kondisi atau status sosial
ekonomi keluarga, masyarakat akan memandang seorang anak dalam konsteknya yang
utuh dengan keluarga anak itu, dari pihak anak itu sendiri, prilakunya akan
memlihatkan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Ia akan
menjaga status sosial dan ekonomi keluarganya. Hal itu mengakibatkan anak akan
menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Kondisi demikian
dapat berakibat lebih jauh, yaitu akan menjadi terisolasi dari kelompoknya.
Akibat lain, anak-anak dari keluarga kaya akan
membentuk klomopk elit dengan nilai dan norma sendiri.
· Kematangan
Proses sosialisasi tentusaja memerlukan kematanagn fisik dan
fisikis. Untuk memberi dan menerima pandangan atau pendapat oranglain
diperlukan kematangan intelektual dan emosional. Selain itu, kematangan mental
dan kemampuan berbahasa ikut pula menentukan keberhasilan seseorang dalam
berhubungan sosial.
· Pendidikan
Pendidikan merupakan media
sosialisasi yang terarah bagi anak. Sebagai proses pengoperan ilmu yang
normatif, pendidikan akan memberi warna terhadap kehidupan sosial anak dimasa
yang akan datang. Pendidikan moral diajarkan secara terprogram dengan tujuan
untuk membentuk kepribadian anak agar mereka memiliki tanggungjawab sosial
dalam kehidupan sosial masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
· Kapasitas Mental : Emosi Dan Inteljensi
Kapasitas emosi dan kemampuan berpikir mempengaruhi bnyak hal,
seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, berbahasa, dan menyesuaikan diri
terhadap kehidupan di masyarakat, perkembangan emosi dan intelijensi
berpengaruh terhadap perkembnagn sosial anak. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi dan memiliki emosi yang stabil akan mampu memecahkan
berbagai permasalahan hidupnya di masyarakat. Oleh karena itu, kemampuan
intelektual tinggi, penegndalaian emosional secaara seimbang sangat menentukan
keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling penegertian dan
kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan
hal ini akan mudah di capai oleh remaja yang berkemampuan intelektual
tinggi.
D.
Pengaruh
Perkembangan Sosial Trhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial, para remaja dapat memikirkan prihal
dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering
mengarah pada penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang
lain. Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang
menyebabkan sifat kritisnya terhadap situasi dari orang lain, termasuk orang
tuanya. Setiap mpendapat orang lain di bandingkan denagn teori yang di ikuti
atau diharapkannya. Sikap kritis ini juga ditentukan dalam hal-hal yang sudah
umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga ia merasa bahwa tatacara, adat
istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga bertentangan sikap kritis yang
tampak pada pelakunya.
Pengaruh egosentis masih sering terlihat pada fikiran remaja, karna
hal berikut .
· Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitikberatkan fikiran
sendiri, tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan
praktis yang mungkin menyebabkan kegagalannya dalam menyelesaikan persoalan.
· Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat
orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang
lain daripada tujuan perhatian sendiri. Pandanagan dan penilaian diri sendiri
dianggap sama dengan pandangan oranglain mengenai dirinya.
4.
PERKEMBANGAN
EMOSI
Kehidupan anak itu
penuh dengan dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Banyak
sedikitnya dorongan dan minat seseorang itu mendasari pengalaman emosionalnya.
Apabila dorongan, keinginan minatnya dapat terpenuhi, anak cenderung memiliki perkembngan
efektif atau emosi yang sehat dan stabil. Dengan demikian, ia dapat menikmati
dan mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat pula.
Sedangkan
sebaliknya, ketika hasrat itu tidak terpenuhi, maka perkembnagn emosi seorang
anak / siswi tidak akan berjalan dengan sehat dan setabil.
A.
Pengertian
Emosi
Menurut Crow & Crow ( 1958 ), penertian emosi adalah “An
emotion, is an effektive experience that accompanies generalized inner
adjustment and mental and phisilogical stirredup states in the individual, and
that shows if self in his event behavior” jadi, emosi adalah warna efektif yang
kuat dan ditandai oleh perubahan – perubahan fisik.
Pada saat emosi, sering terjadi perubahan – perubahan pada fisik
seseorang, seperti:
· Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona ;
· Peredaran darah bertambah cepat bila marah ;
· Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut ;
· Bernafas panjang kalau kecewa ;
· Pupil mata membesar bila marah ;
· Air liur mengering bila takut atau tegang ;
· Bulu roma berdiri kalau takut ;
· Pencernaan menjadi sakit atau mencret – mencret kalau tegang ;
· Otot menjadi tegang atau bergetar ( tremor ) ;
· Komposisi darah berubah dan kelenjar – kelenjar lebih aktif.
B.
Karakteristik
Perkembngan Emosi
Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa
saat ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar.
Meningginya emosi disebabkan remaja berada dibawah tekanan sosial, dan selama
masa kanak – kanak. Ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Sebagian dari mereka
memang mengalami ketidak stabilan emosi sebagai dampak dari penyesuaian diri
terhadap pola prilaku baru dan harapan sosial baru.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak –
kanak. Jenis emosi yang normal sering dialami remaja, adalah kasih sayang,
gembira, amarah, takut dan cemas, cinta, cenburu, kecewa, sedih dan lain- lain.
Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan
emosi dan pola pengendalaian yang dilakukan individu terhadap emosinya.
Bihler ( 1972 ), membagi ciri –ciri remaja dalam dua rentang usia,
yaitu usia 12 – 15 tahun dan usia 15 – 18
tahun. Adapun ciri –ciri emosional remaja berusia 12 – 15 tahun adalah
sebagai berikut.
· Cenderung bersiikap pemurung. Sebagai kemurungan disebabkan
perubahan biologis dalam hubungannya dalam kematangan seksual dan sebagian lagi
karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
· Adakalanya berprilaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal
rasa percaya diri.
· Ledakan – ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari
kombinasi ketegangan fisikologis, ketidak stabilan biologis, dan kelelahan
karena bekerja terlalu keras, atau pola makan yang tidak tepat, atau tidur yang
tidak cukup.
· Cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan
membenarkan pendapatnya sendiri.
· Mengamati orang tua dan guru – guru secara lebih objektif dan
mungkin marah apabila tertipu denagn gaya guru yang bersifat serba tau ( maha
tahu ).
Ciri – ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahun adalah sebagai
berikut.
Sering memberontak sebagai expresi dari perubahan dari masa kanak
–kanak ke dewasa.
· Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik
dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati, dan nasihat orang
tua atau guru.
· Sering melamun untuk memikirkan masa depannya. Banyak diantara
mereka merasa berpeluang besar untuk memegang jabatan tertentu. Padahal, untuk
mencapai hal itu tidaklah mudah karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan.
C.
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukan bahwa perkembangn
emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (
Hurlock, 1960 :266 ). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam
memengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan
berfikir kritis, untuk memahami makana yang sebelumnya tidak mengerti dan
menimbulka emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan
menghapal, memengaruhi reaksi emosionlal. Dengan demikian, remaja menjadi
reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak memengaruhi mereka pada usia
yang lebih muda.
Perkembngan kelenjar edokrin semakain mematangkan prilaku
emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan
untuk menopang reaksi pisiologis terhadap stres. Kelenjar adrenalin yang
memainkan peran utama pada emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi
lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar
dengan pesat sampai anak berusaia 5 tahun, pembesarannya melambat pada usia 11
– 15 tahun, dan membesar lebih pesat lagi sampai usia anak 16 tahun. Pada usia
16 tahun, kelenjar tersebut mencapai kembali ukuran semula, seperti saat anak
lahir. Hanya sedikit adrenalin yang di produksi dan dikeluarkan sampai saat
kelenjar itu membesar. Kegiatan belajar turut menunjang perkembangan emosi
remaja. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain sebagai
berikut .
· Belajar dengan coba – coba
· Belajar dengan cara meniru
· Belajar dengan cara mempersamakan diri
· Belajar melalui pengondisian
· Belajar dibawah bimbingan dan pengawasan
D.
Pngaruh
Emosi Terhadap Tingkah Laku
Perasaan takut atau amarah menyebabkabn seseorang menjadi gemetar.
Dalam ketakutan, mulut menjadi kering, jantung berdetak cepat, aliran darah
atau tekanan darah deras sehingga sistem pencernaan terganggu, cairan
pencernaan atau getah lambung terpengaruh oleh gangguan emosi, keadaan emosi
ytang menyenangjkan dan relaks berfungsi sebagai alat membantu mencerna,
sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan menghambat atau mengganggu
pencernaan.
Diantara rangsangan yang meningkatkan kegiatan klelenjar sekresi
dari getah lambung adalah ketakutan – ketakutan yang akut atau kronis.
Kegembiraan yang berlebihan, kecemasan, dan kekawatiran yuang menyebabkan
menurunnya kegiatan sistem pencernaan dan kadang – kadang menyebabkan sembelit.
Satu –satunya cara penyembuhan yang efektif adalh menghilangkan penyebab
ketegangan emosi.
5.
PERKEMBANGAN
NILAI, MORAL, DAN SIKAP
A.
Penertian
Nilai, Moral, Dan Sikap
Antara pengetahuan dan tindakan, ternyata tidak selalu korelasi
positif. Proses pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan menuju bentuk sikap
dan tingkahlaku merupakan proses kejiwaan yang bersifak muskil. Nilai – niali
adalah patokan – patokan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, misalnya
kebiasaan dan sopan santun, Menurut Sutikna ( 1998 ) sopan santun, adat
kebiasaan, dan nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai yang menjadi
pegangan warga Indonesia. Jadi, nilai adalah ukuran baik buruk, benar salah,
suatu pernyataan atau prilaku yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan
akhlak, kewajiban dan sebagainya, dalam moral diatur segala perbuatan yang
bernilai baik yang perlu dilakukan serta suatu perbuatan yang dinilai tidak
baik dan perlu dihindari.
Dalam kaitannya dengan nilai, moral merupakan kontrol dalam
bersikap dan bertingkahlaku sesuai dengan norma hidup. Adapun sikap secara umum
menurut Gerungan secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu
terhadap sesuatu. Sikap ini berkaitan dengan motif dan mendasari tingkahlaku
seseorang jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek,
sebagai hasil penghayatan terhadap objek tertentu. Denagn kata lain nilai perlu
dikenal terlebih dahulu kemudian dihayati dan di dorong oleh moral, baru akan
terbentuk sikap tertentu dan akhirnya terwujud prilaku sesuai dengan nilai yang
dimaksud.
B.
Karakteristik
Sikap, Moral, dan Nilai
Micheal mengemukakan lima perubahan dasar dalam moral yang harus
dilakukan oleh remaja, yaitu :
· Pandangan moral ndividu semakin lama semakin abstrak
· Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada
apa yang salah
· Penilayan moral yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani
mengambil keputusan, terhadap masalah moral yang dihadapinya
· Penilaian moral secara pisikologis menjadi lebih mahal, dalam arti
bahwa perkembngan moral menimbulkan ketegangan emosi
Berdasarkan penelitian kohelberg pada ( 1958 ) tahap- tahap perkembangan
moral adalah sebagai berikut.
·
Tingkat
Prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan – aturan budaya dan
terhadap ungkapan – ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
Akan tetapi hal ini semata – mata hanya di tafsirkan dari sebabakibat fisik
atau kenikmatan perbuatan ( hukuman, keuntungan, pertukaran, dan kebaikan ).
·
Tingkat
Konvensional
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok
atau bangsa. Ia memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri,
tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sifatnya bukan hanya
konformitas terhadap harapan pribadi dan tatanan sosial, melainkan juga loyal (
setia ) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan membenarkan
seluruh tata tertib atau norma – norma tersebut serta mengidentifikasikan diri
dengan orangtua atau kelompok yang terlihat di dalamnya.
·
Tingkatan
Pasca – Konvensional ( aturan berlandaaskan prinsip )
Pada tahap ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai –
nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas
dari otoritas kelompok dan orang yang berpegang teguh kepada prinsip – prinsip
itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok
tersebut.
C.
Faktor
– Faktor yang Memengaruhi Perkembngan Nilai, Moral dan Sikap
Perkembangan internalisasi nilai – nilai terjadi melalui
identifikasi dengan orang – orang yang dianggapnya sebagai model. Bagai anak –
anak usia 12 dan 16 tahun, gambaran ide yang di identifikasikan, adalah
gambaran ide orang dewsa yang berwibawa dan simpatik, orang – orang terkenal,
dan hal – hal yang ideal yang diciptakan sendiri. Menurut ahli pisikoanalisis
moral dan nilai menyatu dalam konsep superego, superego dibentuk melalui jalan
internalisasi larangan – larangan atau perintah – perintah yang datang dari
luar ( khususnya dari orang tua ). Oleh karena itu anak yang tidak memiliki
hubungan harmonis dengan orang tua nya di masa kecil, kemungkinan besar tidak
akan mampu mengembngkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi
orang yang sering melanggar nilai sosial. Selain orang tua masyarakat juga
mengambil peran penting dalam pembentukan moral pada anak tingkah laku yang terkendali
disebabkan ada kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi –
sanksi tersendiri buat si pelanggar ( Sarlito; 1992 : 92 )
6.
PERKEMBANGAN
AGAMA
Sifat hakiki manusia adalah homo religius merupakan mahluk beragama
yang mempunyai pitrah untuk memahami dan menerima nilai – nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai
rujukan sikap dalam perilakunya.
Fitrah beragama ini merupakan potensi yang arah perkembangannya
amat tergantung kepada kondisi kehidupan beragama lingkungan dimana anak itu
hidup, terutama lingkungan keluarga,
dalam arti lingkungan itu memberikan ajaran, bimbingan dengan memberikan
motivasi dan ketauladanan yang baik dalam mengamalkan nilai agama, maka anak
itu akan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti
yang luhur.
Namun apabila sebaliknya dalam arti lingkungan tersebut bersikap
masa bodoh, dan acuh tak acuh bahkan melecehkan agama maka dipastikan anak akan
tuna agama, tidak pamiliar dengan nilai – nilai agama sehingga perilakunya akan
bersifat mengikuti hawa nafsu.
BAB III
HASIL PENELITIAN
Nama :
Neng Intan Maryama
Tempat Tanggal Lahir :
Sukabumi 19 – juni – 1996
Alamat :
Kp. Cimanggu Rt/Rw 03/01
Umur :
15 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Sekolah :
SMP Negri 1 Curugkembar
Alasan penulis mengamati peserta didik tersebut, karna siswa
tersebut merupakan tetangga dekat, sehingga penulis dapat dengan mudah mengamti
kegiatannya, selain itu juga penulis sudah mengenalnya cukup lama, karna hal
tersebut, penulis dapat dengan mudah mengumpulkan data dalam tugas penelitian
perkembangan peserta didik ini.
A.
PERKEMBANGAN
BAHASA SISWA SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Menurut hasil penelitian, pada siswi ini dari segi bahasa setelah
dibandingkan dengan pembahasan bahasa dalam teori, bahwasanya siswa ini
memiliki keterampilan bahasa yang normal ( sesuai dengan seharusnya ), dari
segi bahasa yang sering di gunakan baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Itu semua merupakan bahasa yang di peroleh dari berbagai lingkungan
( keluarga, sekolah, masyarakat ) pada umumnya, siswa tersebut cenderung
berkembang dalam segi bahasa, karena sesuai dengan perkembangan yang sedang
dialami, seperti contoh pada saat dia berkomunikasi dengan keluarga, katakanlah
seorang ibu, maka siswi tersebut akan menggunakan bahasa yang telah diajarkan
sejak kecil, bagaimana cara berbicara dengan orang tua, siswa ini mengetahui
bgaimana cara menyesuaikan diri ketika berinteraksi dalam komunikasi dengan
lingkungannya, ketika ia menghadapi lingkungan keluarga, maka ia akan berbicara
dengan menggunakan bahasa induk ( yang telah diajarkan oleh ibu/ keluarga ),
ketika ia berbicara dengan sesamanya maka ia akan menggunakan bahasa yang
pantas menurutnya dan menurut pandangan masyarakat yang seharusnya di kemukakan
ketika berbicara dengan sesamanya.
Begitu pula ketika ia
mengghadapi lingkungan masyarakat, maka ia akan dapat menyesuaikan diri dalam
menggunakan bahasa yang baik untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat, sesuai
dengan keinginan lingkungan masyarakat, dan nilai – nilai yang sudah menjadi
bagian dari masyarakat tersebut.
Pada siswi ini seperti telah yang dikatakan di atas, dari
perkembangan bahasa yang sedang dialami, sebetulnya ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan bahasa itu sendiri, seperti faktor umur,
kondisi lingkungn, faktor kecerdasan, faktor sosial ekonomi keluarga dll. Dalam
perkembangannya siswi dari segi bahasa ini
ditinjau dari berbagai faktor yang ada dalam teori, penulis akan sedikit
membahas tentang pengaruh status sosial ekonomi keluarga, karena pada dasarnya
di tinjau dari faktor – faktor yang lain sudah cukup mengalami korelasi yang
cukup baik, sedangkan pada faktor ini ada yang harus penulis sampaikan,
bahwasannya perkembangan bahasa siswi yang sedang dialami oleh siswi nyang
penulis teliti, ternyata tidak ada kesesuaian dengan teori yaitu khususnya pada
pembahasan bagian faktor sosial ekonomi keluarga yang dialami.
Dalam teori dikatakan ketika sebuah keluarga dalam keadaan status
sosial ekonomi yang rendah, maka akan berpengaruh buruk terhadap perkembngan
bahasa yang dialami oleh peserta didik, dan ketika sebuah keluarga dalam
keadaan sosial ekonomi yang baik akan berpengaruh baik terhadap perkembnagn
bahasa peserta didik, tetapi lain halnya dengan siswi yang penulis teliti,
siswi ini dari kalangan keluarga yang keadaan sosial ekonominya rendah, tetapi
siswi yang saya teliti ini tidak mengalami perkembngan bahasa secara buruk
seperti yang telah dikatakan oleh teori, melainkan perkembangan bahasa yanga
dialami oleh siswi ini lebih baik dibandingakan dengan seorang siswi yang se
kelas denga dia yang notabene dalam keadaan keluarga yang berstatus sosial
ekonomi tinggi, atau cukup baik, hal tersebut dikarnakan orang pengaruh lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah, yang baik, juga karena
pendidikan yang di berikan dari orang tua tentang bagaimana cara berinteraksi
dalam berbahasa yang pantas dan seharusnya digunakan.
Siswi tersebut, meskipun mendapatkan pengaruh pergaulan, tentunya
dalam segi bahasa yang kurang baik, maka akan secara sadar dan dengan
sendirinya dapat memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang dianggap buruk. Itu semua karena lingkungan keluarga,
lingkungn sekolah dan lingkungan masyarakat bertindak sesuai dengan peran yang
seharusnya, artinya ketiga komponen pendidikan tersebut berfungsi dengan baik
dalam perannanya untuk perkembngan pada siswi tersebut, sehingga perkembngan
yang dialami berjalan dengan optimal.
B.
KEMATANGAN
SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN FISIK PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL SECARA
TEORITIS HASIL PENELITIAN
PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN
SEKSUAL
|
SECARA TEORITIS
|
HASIL PENELITIAN
|
Urutan perubahan fisik pada anak
usia SMP
|
Terjadi
pertumbuhan tulang-tulang ( badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi
panjang )
|
√
|
|
Terjadi
pertumbuhan payudara
|
√
|
|
Tumbuh
bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya
|
√
|
|
Mencapai pertumbuhan pertinggian
badan yang maksimal pada setiap tahunnya
|
√
|
|
Bulu
kemaluan menjadi kriting
|
√
|
|
Terjadi
peristiwa masturbasi atau haid
|
√
|
|
Tumbuh
bulu-bulu pada ketiak
|
√
|
Ciri kelamin yang utama
|
Pada anak perempuan indung
telurnya mulai berfungsi pada umur 13 tahun, yaitu pada saat mengalami menstruasi
( haid )
|
√
|
Ciri kelamin kedua
|
Pada perempuan, membesarnya buah
dada, mencuatnya puting susu, pinggul lebih lebar daripada lebar bahu, tumbuh
rambut dsekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak dan suara bertambah
nyaring
|
√
|
Percepatan pertumbuhan fisik
|
Bagi remaja perempuan percepatan
pertumbuhan dimulai antara 7 – 11,5 tahun dengan umur rata – rata 10,5 tahun.
|
√
|
Peroses pematangan seksual
|
Lebih cepat 2 tahun daripada laki
– laki
|
√
|
Urutan gejala – gejala kematangan
seksual
|
Tumbuhnya buah dada dan puting
susu sedikit mencuat hal ini terjadi 8 – 13 tahun.
|
√
|
* ( √ ) = Sesuai
C.
PERKEMBANGAN
SOSIAL SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Pada dasarnya hubungan sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang,
karena dengan hubungn sosial ini manusia akan saling memenuhi kebutuhan satu –
samalain, dengan terjalinya hubungan sosial ini maka semakin membuktikan bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu – sama lain.
Namun ada hubungn sosial
yang terjalin dengn baik dan ada hubungan sosial yang terjalin kurang begitu
baik, pada siswi yang penulis teliti hubungn sosial merupakan suatu kajian yang
menarik, karena penulis mengamati suatu hal yang berbeda, dari objek teliti
yang penulis hadapi, yaitu dalam proses perkembnagn dari segi sosial siswi ini,
siswi yang sedang penulis hadapi memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
bersosilaisasi dengan lingkungnnya, baik dengan lingkungn keluarga, sekolah
atau pun dengan lingkungn masyarakatnya,
sehingga siswi tersebut terkenal sebagai siswi yang ramah dan lembut,
hal ini dapat tercermin ketika ia sedang melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan masyarakat maka ia akan memperlakukan lingkungan yang sedang
dihadapinya itu dengan prilaku yang baik, dan menyenangkan, maka tidak aneh jika
dia dikenal dilingkunganya dengan baik.
Selain itu jiwa sosial itu berkembang pula di lingkungn sekolah,
seperti aktif dalam kegiatan organisasi,
aktif di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mempunyai daya keritis yang
baik terhadap permasalahan pelajaran yang dihadapi, dan hubungn pertemanan
dengan teman sebayanya pun terjalin dengan baik.
D.
PERKEMBNGAN
EMOSI SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Jika dalam teori perkembangan emosi itu merupakan bagian dari rasa
sedih, gembira, cinta, cemburu, dan marah. Maka sama halnya yang terjadi dengan
siswi yang penulis teliti, karena penulis mengamati perkembngan emosi siswi
tersebut cukup setabil, contohnya apabila ia menghadapi masalah, ia cenderung
menghadapinya dengan kepala dingin tanpa meluapkan emosinya dengan berlebihan,
selain itu juga hubungan ketertarikan antara lawan jenis sudah mulai terlihat,
tetapi dalam hubungan yang masih rtentan putus.
Kemudian dalam hal cita – cita dia mempunyai cita – cita yang
tinggi, yaitu ingin menjadi seorang dokter, semuanya itu ditunjang dengan
kemauan serta cita – cita orang tua yang ingin menyukseskan anaknya, sehingga
orang tuamemiliki kesiapan pinansial yang baik dan cukup untuk mewujudkan cita
– cita si siswi tersebut.
E.
PERKEMBANGAN
NILAI, MORAL DAN SIKAP SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Perkembangan nilai, moral, dan sikap siswi tersebut ternyata
cenderung dengan tingkah laku yang baik dan terpola, karena siswi tersebut
dididik dalam naungan keluarga yang sangat mematuhi nilai – nilai, etika, serta
senang berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang menjadi kepercayaanya dan
apabila norma, nilai – nilai dan sikap tersebut tidak dilaksanakan dengan
seharusnya, maka siswi tersebut terutama lingkungan keluarganya merasa sangsi
dan merasa tidak enak, karena tingkah laku, sikap, moral dan kepatuhan terhadap
agama sudah menjadi panutan dan sudah melekat sebagai panutan.
Sebagai contoh siswi tersebut bersikap baik atau hormat terhadap
orang tua, guru dan sesamanya, serta orang yang lebih muda di bandingnya.
F.
PERKEMBANGAN
AGAMA SISWI SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa tersebut mengenai
perkembangan agamanya cenderung lebih mengikuti apa yang dilakukan dan
diperintahkan oleh orangtuanya seperti halnya dalam pergi mengaji, belajar
kitab – kitab keagamaan sertasekali – kali mengikuti pengajian di mesjid, dalam
hal ini penulis juga mengamati sedikit pengamalan – pengamaan agamanya sudah
mulai ia terapkan dalam kehidupan sehari – hari seperti solat di awal waktu,
dan memberi pengemis yang di sisihkan dari uang jajannya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari makalah ini, penelitian dengan cara ini dapat
membantu menyelesaikan masalah dalam pendidikan, dan sekaligus sebagai calon
pendidik dapat mengetahui secara gelobal tentang perkembngan dari berbagai segi
pada siswi SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) seperti perkembangan dari segi
bahasa, fisik, agama, sosial, moral, sikap dsb.
Penelitian yang dilakukan terhadap siswi tersebut terutama dalam
perkembangan nya, penulis menemukan banyak kesesuaian dengan teori yang di
paparkan dalam berbagai sumber, seperti media elektronik, buku dan sebagainya.
Menurut penulis ketika perkembangan yang terjadi pada peserta didik
berkembang secara optimal baik dari segi, fisik, soosial, agama, moral dll.
Tentunya dengan berbagai dukungan dari lingkungnnya disekitar, baik dari
lingkungn keluarga, masyarakat,dan lingkungan sekolah, maka tidak akan terjadi
kejanggalan atau hal – hal yang tidak diinginkan.
Perkembangan yang terjadi pada peserta didik yang penulis amati
berjalan dengan baik dan sesuai, namun perkembangan disini tidak terlepas dari
dukungan lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan pergaulan siswa, oleh karena itu peran lingkungn sangat dibutuhkan
dalam perkembangan peserta didik secara keseluruhan, supaia apa yang telah dicapai
dalam perkembangan peserta didik ini tidak turun, malah lebih di tingkatkan
lagi.
LAMPIRAN
Biodata Siswi
Nama : Neng Intan Maryama
TTL : Sukabumi 19 juni 1996
Alamat : Kp,
Cimanggu Rt/ Rw 03/01, Desa Curugkembar Kab Sukabuni
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Sekolah : SMP Negri 1 Curugkembar
Angkatan : 2009
Wawancara ( Tanya Jawab )
Pertanyaan : Slamat
siang,,!!
Jawab : siang juga .
.
Pertanyaan : lagi ngapain,
sibuk gak ?
Jawaban : gak ko, mang
knapa kak??
Pertanyaan : gak.. !! gak
knapa – napa boleh bincang – bincang sedikit gak ??
Jawaban : boleh ko,
emang mau bincang – bincang tentang apa ??
Pertanyaan : tentang
sekolah
Jawab : ia boleh
Pertanyaan : suka pamit dan
cium tangan gak kalau mau berangkat ke sekolah ??
Jawaban : ia suka, kan
minta dulu do’a dari orang tua supaya berkah ilmunya
Pertanyaan
: terus sebelum berangkat ke sekolah,
ade suka belajar dulu di rumah gak??
Jawab
: suka, soalnya buat persiapan,
besok harinya kan mau belajar, jadi dari rumah harus ada persiapan dulu.
Pertanyaan : ngomong –
ngomong bosan gak sekolah ??
Jawaban
: tergantung, kalau di bikin bosan
ya tentu bakalan bosan, tapi kalau dibawa happy, ya gak bosan dong, kan banyak
temen juga kalau di sekolah, gak kaya di rumah, kebanyakan diam
Pertanyaan : biasanya di
sekolah ngapain aja ???
Jawaban
: ya hal yang pertama yang di
lakukan tentunya belajar, memperhatikan guru, bertanya jika ada yang tidak
paham, selebihnya ke kantin,main udah
Pertanyaan : terus kegiatan
apa yang diikuti di sekolah ??
Jawaban : kalau di
sekolah mah suaka ikut kesenian, sama jadi anggota osis
Pertanyaan : emmhhh,,,
selain itu ada kegiatan lain gak ???
Jawaban : gak
ada,,, paling sudah selesai sekolah
pulang kerumah,
Pertanyaan
: kalau di sekolah cara ade bertanya
sama guru gimana, misalnya kalau ada yang gak di mengerti ??
Jawaban
: ya nanya aja?? Biasanya suaka
pake bahasa yang sederhana, biar di mengerti sama teman – teman di kelas juga
Pertanyaan
: ohh,,, menurut ade ada perbedaan guru
sama teman itu gmimana ???
Jawab
: ya kalau gurukan panutan
belajar, yang suka mengajari kita ilmu pengetahuan, dll. Kalau teman hanya
sebagai tempat curhat, baik suka maupun duka.
Pertanyaan
: emmh ,, trus bagaimana cara berbicara
pada guru, atau orang yang lebih tua daripada ade ??/
Jawaban
: kalau berbicara sama guru atau
orang yang lebih tua, kan harus menggunakan bahasa yang sopan dan bahasa yang
baik, jadi kan itu menunjukan bahwa kita itu sebagai orang berpendidikan,
Pertanyaan
: ada perbedaan gak berbicara terhadap
guru, dan berbicara terhadap teman ??
Jawab
: ya tentu ada kan kalau
berbicara ke guru harus sopan dan beradab, sedangkan berbicara sama teman kan
menggunakan bahasa yang biasa, yang nyaman, yang penting selama kita tidak
mengeluarkan kata – kata kotor.
Pertanyaan
: oh ia.. kalau pulang sekolah, terus
tiba – tiba ada suara adzan ade langsung solat, atau pulang ??
Jawaban
: biasanya solat dulu, soalnya kan
kalau di tunda – tunda solatnya , kata orang tua gak baik, pamali.
Pertanyaan : oh.. ia bagus,
trimakasih atas waktunya..
Jawaban : sama – sama
kak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar